Rabu, 25 November 2009

Antara Banjir, Hujan, dan Jakarta

Hujan turun, banjir datang. Itu kalimat yang pernah saya dengar dari salah satu warga Jakarta. Jika hujan sudah turun, pasti ada saja daerah yg terkena banjir. Masyarakat menyalahkan pemerintah dalam hal ini.

Sebenarnya, kesalahan tidak semuanya diberatkan kepada pemerintah. Tetapi ada kesalahan dari warganya sendiri. Banyak masayarakat di Jakarta pada umumnya membuang sampah sembarangan. Mereka membuang sampah sembarangan tanpa rasa bersalah sedikitpun. Ketika hujan turun, banjir tak dapat dihindari.

Bagaimana dengan warga yang tinggal di bantaran kali? Mereka mempersempit areal kali di Jakarta, membuang sampah-sampah mereka di kali. Sampah-sampah bertumpukan dan akhirnya menyebabkan pendangkalan kali. Ketika hujan, air naik hingga akhirnya rumah-rumah yang ada di bantaran terendam.

Bagaimana juga dengan warung-warung tempat makan? Dengan seenaknya mereka membuang sisa-sisa makanan ke saluran air. Sehingga menyebabkan saluran ari terhambat. Dan ketika hujan datang, air hujan yang masuk ke saluran air tidak mengalir. Dan akhirnya banjir terjadi karena aliran saluran air yang terhambat.

Apakah kita masih menyalahkan pemerintah. Kita harusnya sadar. Kesadaran kita terhadap lingkungan masih kurang.

Mari kita jaga lingkungan kita. Menjaga kebersihan disekitar kita. Kita harus mulai dari diri kita sendiri. Kalau bukan kita, siapa lagi.

Kamis, 19 November 2009

Masalah


Setiap orang pasti mempunyai masalah. Baik itu masalah yang ada pada dirinya, orang lain, ataupun hatinya. Masalah bisa menimpa siapa saja. Baik laki, perempuan, tua ataupun muda. Masalah tidak dapat dihindari oleh siapapun. Sekalipun orang yang memiliki IQ tinggi, pasti terdapat masalah pada dirinya.

Banyak orang yang menghindar dari masalah. Mereka lari dari masalah itu sendiri. Mereka berpikir dengan lari atau menghindar, maka masalah itu akan selesai. Tetapi, ada juga orang yang berusaha menyelesaikan masalah itu sendiri. Mereka mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Hingga akhirnya mereka bisa menyelesaikan masalah itu sendiri.

Jangan pernah takut terhadap masalah. Karena masalah itu memiliki nilai tambah. Dengan masalah, kita akan berpikir bagaimana cara menyelesaikannya. Kita cari pemecahannya terus otak kita berpikir. Dan itu akan membuat kita semakin dewasa. Inilah proses pembentukan kepribadian diri kita.

Tapi jangan pernah menganggap remeh masalah. Karena masalah itu bisa mengancam anda jika anda meremehkannya. Menghindar dari masalah bukan lah jalan yang tepat. Karena jika kita melarikan diri dari masalah itu sendiri, maka kita pantas disebut "pecundang".

Cobalah anda selesaikan masalah anda dengan akal sehat. Jangan anda selesaikan masalah dengan nafsu dan emosi. Karena yang demikian tidak akan menyelesaikan masalah. Cobalah anda berpikir jernih untuk menyelesaikannya. Cari solusinya sampai dapat. Jika belum menemukan solusinya, coba anda konsultasi kepada orang tua, teman, atau orang terdekat anda. Tapi jangan minta menyelesaikannya. Karena masalah itu sendiri adalah tanggung jawab anda.

Jadi, selesaikan masalah anda secepatnya. Jangan tunggu nanti ataupun besok. Semakin cepat semakin baik.

Senin, 16 November 2009

Nasihatnya

Di dalam kamar, Andi merenung. Dia betul-betul tidak percaya apa yang dia lihat. Sinta, kekasihnya, tega bermain hati dibelakangnya. Ia hanya berdiam diri dikamarnya. Dia merasa dunianya ini telah hancur.

Kakaknya, Astri, melihatnya dengan perasaan kasihan. Dia heran melihat tingkah laku adiknya yang berubah drastis. Adiknya belum makan sejak pulang dari kampus. Padahal, biasanya jika pulang, Andi langsung ke meja makan. Apalagi ada makanan kesukaannya, ayam goreng pedas.

Astri masuk ke kamar Andi. Dia menghampiri adiknya, kemudian mengelus punggung adiknya.

"Kamu gak makan?", tanya Astri.

"Enggak mbak, lagi gak nafsu makan.", jawab Andi.

"Kamu kenapa, kok gak biasanya kaya begini?", tanya Astri lagi.

"Aku gak kenapa-kenapa mbak, aku cuma lagi gak nafsu makan aja."

"Kamu lagi ada masalah ya??"

Andi diam, mengeluarkan sepatah katapun. Astri bingung, ada apa dengan adiknya. Sekilas di melihat bingkai foto yg ditidurkan. Tampak foto itu Andi dan Sinti sedang bergaya layaknya pasangan kekasih. Kemudian Astri kembali bertanya.

"Kamu lagi ada masalah dengan Sinta?"

Andi menjawab,"gak ada kok kak."

"Yang bener, cerita aja sama kakak, siapa aja kakak bisa bantu."

Andi terdiam sejenak. Tiba-tiba air matanya keluar. Akhirnya dia cerita kepada kakaknya. Astri benar-benar tidak percaya apa yang diceritakan Andi. Padahal Andi dan Astri sudah berpacaran dua tahun.

"Sudahlah, jangan kamu sesali. Kamu ini laki-laki, harus kuat. Masih banyak wanita lain yang lebih baik."

"Tapi mbak, aku gak bisa melupakan dia."

"Kamu percaya sama mbak, masih banyak wanita lain."

Andi terdiam sejenak, dia merenungkan kata-kata kakanya. Dia menarik nafas dalam-dalam, kemudian membuangnya. Kemudian dia berkata,
"Baik mbak, aku akan coba. Terima kasih atas nasihat mbak."

"Ya sudah, sekarang kamu makan dulu. Ada makanan kesukaan kamu tuh di meja."

Kemudian mereka berdua pergi ke meja makan. Sekarang Andi merasa lebih tenang, karena dorongan dari kakaknya. Dia merasa sangat beruntung memiliki kakak seperti Astri.

Jumat, 13 November 2009

Save The World



Save The World

Ingin Seperti

Seperti sepasang merpati putih
Selalu bersama dimana saja kapan saja
Saling mengasihi satu sama lain
Menjadi sepasang kekasih yang merasa paling bahagia
Menjaga cinta sejati
Menghadapi masalah bersama-sama
Mencoba untuk setia
Saling menjaga perasaan satu sama lain
Tak peduli kekurangan masing-masing

Jumat, 06 November 2009

Rindu

Sendiri....
Merenung.....
Memikirkannya
Tak tahu apakah jua memikirkan
Rindu tak menentu
Sedih karna tak didengar
Sedih karna tak disapa
Tertawalah angin
Di tengah kerinduan
Apakah salah ku rindui
Apakah salah ku cintai
Hatipun ragu menjadi
Tapi cinta tetap ada

Ungkapkan

Ku seperti terbang melayang
Tak merasakan sepi adanya
Senyumnya membuatku tak sadarkan diri
Hingga akhirnya aku merasa seperti mimpi
Tak kusangka merasakannya
Aku selalu berfikir tentangnya
Tak terlelap karenanya
Aku ingin selalu bersamanya
Aku tak kuasa menahan rasa ini
Hingga akhirnya aku tersadar
Aku tersadar dari kebodohanku
Mengapa tak ku ucapkan
Mengapa tak ku ungkapkan
Menjadi bodoh diriku
Karena ego menguasaiku

Minggu, 01 November 2009

Sesal

Seperti bibit yang ditanam
Ketika tumbuh tak disiram
Tak jua diberi pupuk
Hingga tanaman itu layu
Datang penyesalan dibelakang
Berharap terulang
Tapi tak mungkin terjadi
Sampai datang gagak putih
Bisa berucap dan bisa tertawa